Pelan-pelan kapal kami merapat di Pulau Onrust, salah satu
gugusan pulau di Kepulauan Seribu. Dari jauh terlihat beberapa
bangunan tua yang sudah tua dan rusak. Dermaga yang tidak terlalu
bersih, kalau tidak mau dikatakan kotor menyambut kedatangan para
wisatawan. Kami pun langsung bergegas mengelilingi Onrust yang
konon katanya semasa penjajahan Belanda merupakan salah satu
tempat tersibuk sebagai pusat persinggahan kapal VOC ( Verenidge
Oost Indische Compagnie ).
Museum Pulau Onrust | ||
Walaupun sekilas terlihat porak-poranda, namun kebersihan
pulau ini nampak sekali sangat diperhatikan. Karena berdasarkan
keputusan Gubernur KDKI Jakarta N. Cb.11/2/16/1972 dinyatakan
sebagai pulau bersejarah yang dilindungi. Dan selanjutnya sesuai
dengan Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta No : 134 tahun
2002 Taman Arkeologi Onrust ditetapkan sebagai UPT di lingkungan
Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Propinsi DK Jakarta.
Pulau ini sangat mudah dicapai dengan transportasi laut, bisa
melalui Muara Kamal, Muara Angke dan Pantai Marina Ancol dengan
jarak kurang lebih 14 kilometer dapat ditempuh selama dua puluh
menit.
Onrust sendiri menurut Bahasa Belanda artinya “tanpa istirahat” atau sibuk atau dalam Bahasa Inggrisnya Unrest. Penduduk setempat menyebut Pulau Kapal. Karena pada abad 17-18 pulau ini sangat sibuk disinggahi kapal-kapal VOC. Selain itu Pulau Onrust sebagai tempat perbaikan dan pembuatan kapal, sehingga memang benar-benar pulai ini sangat sibuk pada masa itu. Museum Onrust adalah satu-satunya bangunan yang masih berdiri dengan utuh. Di museum ini tercatat dengan rapi berbagai perkembangan pulau ini dari waktu ke waktu. Sejarah singkatnya : antara tahun 1803-1810 Pulau Onrust 3 kali digempur oleh Inggris, dan terakhir pada tahun 1810 armada Inggris yang dipimpin oleh Admiral Edward Pellow menghancurkan sarana dan prasarana Pulau Onrust. Pada tahun 1848 mulailah Pulau Onrust dan sekitarnya oleh Belanda difungsikan kembali menjadi pangkalan Angkatan Laut. Namun prasarana ini kembali hancur akibat gelombang Tidal ( letusan Gunung Krakatau tahun 1883 ).
Onrust sendiri menurut Bahasa Belanda artinya “tanpa istirahat” atau sibuk atau dalam Bahasa Inggrisnya Unrest. Penduduk setempat menyebut Pulau Kapal. Karena pada abad 17-18 pulau ini sangat sibuk disinggahi kapal-kapal VOC. Selain itu Pulau Onrust sebagai tempat perbaikan dan pembuatan kapal, sehingga memang benar-benar pulai ini sangat sibuk pada masa itu. Museum Onrust adalah satu-satunya bangunan yang masih berdiri dengan utuh. Di museum ini tercatat dengan rapi berbagai perkembangan pulau ini dari waktu ke waktu. Sejarah singkatnya : antara tahun 1803-1810 Pulau Onrust 3 kali digempur oleh Inggris, dan terakhir pada tahun 1810 armada Inggris yang dipimpin oleh Admiral Edward Pellow menghancurkan sarana dan prasarana Pulau Onrust. Pada tahun 1848 mulailah Pulau Onrust dan sekitarnya oleh Belanda difungsikan kembali menjadi pangkalan Angkatan Laut. Namun prasarana ini kembali hancur akibat gelombang Tidal ( letusan Gunung Krakatau tahun 1883 ).
Bekas Bangunan Karantina Haji | ||
Pada awal masa kemerdekaan, Pulau Onrust dimanfaatkan sebagai
Rumah Sakit Karantina bagi penderita penyakit menular dibawah
pengawasan Departemen Kesehatan RI hingga awal 1960. Kemudian
sejak 1960 sampai dengan 1965 dimanfaatkan untuk penampungan
gelandangan dan pengemis serta latihan militer. Pada tahun 1968
terjadi penjarahan besar-besaran di Pulau Onrust, sehingga
bangunan-bangunan bersejarah tinggal puing-puingnya saja. Selain
bangunan museum yang utuh, beberapa bangunan lain yang tinggal
pondasinya adalah barak haji, barak karantina penyakit dan
barak-barak prajurit. Terdapat pula kuburan prajurit Belanda yang
gugur disini, serta kuburan tahanan pribumi.
Tidak ada fasilitas – fasilitas di pulau ini, seperti
penginapan, tempat bermain, yang ada hanyalah beberapa warung
makanan penduduk yang kurang teratur, sehingga agak sedikit
menganggu keindahan pulau ini. Berkunjung ke pulau ini merupakan
wisata sejarah, karena memang pulau ini kurang menampakkan
wajahnya sebagai pulau wisata. Setidaknya dengan berkunjung ke
Pulau Onrust, kita bisa ikut merasakan salah satu perjalanan
panjang sejarah Bangsa Indonesia.