Kota Tangerang memiliki beberapa lokasi objek wisata, baik wisata alam,
wisata budaya, maupun wisata rohani. Obyek-obyek wisata tersebut perlu
dikelola dengan profesional sehingga bukan hanya mencapai tujuan-tujuan
ekonomis seperti meningkatkan arus kunjungan wisatawan, tetapi juga
dapat memelihara cagar budaya dan sejarah yang sangat penting dalam
perkembangan Kota Tangerang.
Selain itu, Tangerang juga memiliki beberapa tempat dan agenda budaya yang menarik. Jika potensi ini dikelola dengan baik, bukan hanya akan mendatangkan arus wisatawan dan mendorong perekonomian wilayah, namun lebih penting dari itu adalah akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata, seni dan budaya serta akan memperkokoh karakter dan jati diri masyarakat Kota Tangerang.
Untuk itu, idealnya tidak direduksi hanya sebatas pemeliharaan seni dan tradisi masyarakat, tetapi juga upaya untuk mengelaborasi nilai-nilai yang terdapat dalam setiap tempat pariwisata dan agenda budaya tersebut untuk kemudian dijadikan salah satu elemen dalam membangun kultur dan karakter masyarakat Kota Tangerang.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar kekayaan yang dimiliki ini terus disosialisasikan dan dipromosikan khususnya kepada seluruh masyarakat Kota Tangerang sehingga akan lebih mengenal dan timbul rasa memiliki terhadap kekayaan pariwisata, seni dan budaya tersebut.
Untuk meningkatkan program pariwisata ini, Pemerintah Daerah Kota Tangerang perlu mengedakan berbagai event wisata dan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan operator pariwisata.
Beberapa tempat wisata, seni dan budaya yang dimiliki Kota Tangerang adalah sebagai berikut :
Selain itu, Tangerang juga memiliki beberapa tempat dan agenda budaya yang menarik. Jika potensi ini dikelola dengan baik, bukan hanya akan mendatangkan arus wisatawan dan mendorong perekonomian wilayah, namun lebih penting dari itu adalah akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata, seni dan budaya serta akan memperkokoh karakter dan jati diri masyarakat Kota Tangerang.
Untuk itu, idealnya tidak direduksi hanya sebatas pemeliharaan seni dan tradisi masyarakat, tetapi juga upaya untuk mengelaborasi nilai-nilai yang terdapat dalam setiap tempat pariwisata dan agenda budaya tersebut untuk kemudian dijadikan salah satu elemen dalam membangun kultur dan karakter masyarakat Kota Tangerang.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana agar kekayaan yang dimiliki ini terus disosialisasikan dan dipromosikan khususnya kepada seluruh masyarakat Kota Tangerang sehingga akan lebih mengenal dan timbul rasa memiliki terhadap kekayaan pariwisata, seni dan budaya tersebut.
Untuk meningkatkan program pariwisata ini, Pemerintah Daerah Kota Tangerang perlu mengedakan berbagai event wisata dan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan operator pariwisata.
Beberapa tempat wisata, seni dan budaya yang dimiliki Kota Tangerang adalah sebagai berikut :
GEDUNG PUSAT PEMERINTAHAN
Dibangun di atas tanah seluas 49 hektar dengan luas halaman 6.612,24 m2 terdiri dari lima lantai dan menghabiskan biaya sebesar Rp. 60 Milyar dalam 3 tahun anggaran, gedung ini dirancang oleh Ir. Slamet Wirasonjaya. Tujuan dibangun gedung ini adalah dipergunakan untuk kegiatan legislatif dan eksekutif, sehingga penyelenggaraan kegiatan tersebut akan terkonsentrasi dalam satu area.
Dibangun di atas tanah seluas 49 hektar dengan luas halaman 6.612,24 m2 terdiri dari lima lantai dan menghabiskan biaya sebesar Rp. 60 Milyar dalam 3 tahun anggaran, gedung ini dirancang oleh Ir. Slamet Wirasonjaya. Tujuan dibangun gedung ini adalah dipergunakan untuk kegiatan legislatif dan eksekutif, sehingga penyelenggaraan kegiatan tersebut akan terkonsentrasi dalam satu area.
PT (PERSERO) ANGKASA PURA II
PT. (Persero) Angkasa Pura II merupakan sabuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan, suatu bidang usaha yang berteknologi tinggi, berstandar internasional dan memiliki perkembangan yang sangat dinamis. PT. (Persero) Angkasa Pura II pada awalnya bernama Perum Udara Jakarta Cengkareng. Didirikan pada tanggal 136 Agustus 1984 untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma. Selanjutnya pada tanggal 2 Januari 1993, resmi berubah nama menjadi PT. (Persero) Angkasa Pura II sesuai Akta Notaris Muhani Salim, SH No. 3 Tahun 1993. Saat ini PT. (Persero) Angkasa Pura II mengelola sepuluh Bandar Udara di Kawasan Barat Indonesia, diantaranya Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
PT. (Persero) Angkasa Pura II merupakan sabuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kebandarudaraan dan jasa keselamatan penerbangan, suatu bidang usaha yang berteknologi tinggi, berstandar internasional dan memiliki perkembangan yang sangat dinamis. PT. (Persero) Angkasa Pura II pada awalnya bernama Perum Udara Jakarta Cengkareng. Didirikan pada tanggal 136 Agustus 1984 untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng dan Bandar Udara Halim Perdana Kusuma. Selanjutnya pada tanggal 2 Januari 1993, resmi berubah nama menjadi PT. (Persero) Angkasa Pura II sesuai Akta Notaris Muhani Salim, SH No. 3 Tahun 1993. Saat ini PT. (Persero) Angkasa Pura II mengelola sepuluh Bandar Udara di Kawasan Barat Indonesia, diantaranya Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.
MASJID RAYA AL-A’ZHOM
Dibangun di atas tanah seluas 2,25 hektar dengan luas bangunan 5.775 m2 terdiri dari lantai bawah 4.845,08 m2 dan lantai atas 909,92 m2 berkapasitas 15.000 jamaah, dirancang oleh Ir. Slamet Wirasonjaya menelan biaya sebesar Rp. 28,3 Milyar. Masjid ini dapat berfungsi sebagai tempat Sholat Wajib, Sholat Sunah, Sholat Jum’at dan Sholat Ied juga sebagai pusat penyiaran pengkajian dan informasi Agama Islam dengan majelis ta’lim dan kegiatan kuliah subuh serta pusat kegiatan sosial umat Islam.
Dibangun di atas tanah seluas 2,25 hektar dengan luas bangunan 5.775 m2 terdiri dari lantai bawah 4.845,08 m2 dan lantai atas 909,92 m2 berkapasitas 15.000 jamaah, dirancang oleh Ir. Slamet Wirasonjaya menelan biaya sebesar Rp. 28,3 Milyar. Masjid ini dapat berfungsi sebagai tempat Sholat Wajib, Sholat Sunah, Sholat Jum’at dan Sholat Ied juga sebagai pusat penyiaran pengkajian dan informasi Agama Islam dengan majelis ta’lim dan kegiatan kuliah subuh serta pusat kegiatan sosial umat Islam.
MESJID KALI PASIR
Tahun 1700 : Dibangun oleh Tumenggung Pamitwidjaya dari Kuripan (11 Agustus)
Tahun 1904 : Diurus dan diperbaiki serta dibangun menara oleh RD Jasin Judanegara Putra dari Nyi. RD. Djamrut keturunan dari Tumenggung Pamitwidjaya dari Kuripan.
Tahun 1918 : Diubah bagian dalamnya oleh RD. Jasin Judanegara, M. Muhibi. H. Abdul Kadir Banjar dan Masjid merupakan Masjid tertua di Kota Tangerang.
MESJID PINTU SERIBU
Masjid Pintu Seribu "Nurul Yaqin", terletak di Kampung Bayur, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang. Merupakan Masjid yang mempunyai keunikan tersendiri, yaitu dengan memiliki seribu pintu.
VIHARA/KELENTENG
Kedatangan orang Cina, pertama kali ke Tangerang belum diketahui secara pasti. Dalam kitab sejarah Sunda yang berjudul "Tina Layang Parahyangan" (Catalan Dari Parahyangan) disebut tentang kedatangan orang Tionghoa ke daerah Tangerang, di muara Sungai Cisadane yang sekarang diberi nama Teluk Naga pada tahun 1407. Gelombang kedua kedatangan orang Tionghoa ke Tangerang diperkirakan terjadi setelah peristiwa pengusiran orang Tionghoa di Batavia pada tahun 1740, VOC mengirimkan orang-orang Tionghoa ke daerah Tangerang, disekitar Tegal Pasir (Kali Pasir), Belanda mendirikan perkampungan Tionghoa yang dikenal dengan nama Petak Sembilan yang menjadi pusat perdagangan terletak disebelah timur Sungai Cisadane, daerah Pasir Lama sekarang. Para penghuni perkampungan Petak Sembilan secara gotong royong mendirikan sebuah kelenteng pada tahun 1684 yang diberi nama Boen Tek Bio dan berdirilah kelenteng-kelenteng lainnya seperti Boen San Bio pada tahun 1689 yang merupakan tempat beribadat Umat Budha dan Konghucu. Kelenteng tersebut merupakan kelenteng tertua di Wilayah Banten dan terkenal dengan tradisi pecunnya.
Kedatangan orang Cina, pertama kali ke Tangerang belum diketahui secara pasti. Dalam kitab sejarah Sunda yang berjudul "Tina Layang Parahyangan" (Catalan Dari Parahyangan) disebut tentang kedatangan orang Tionghoa ke daerah Tangerang, di muara Sungai Cisadane yang sekarang diberi nama Teluk Naga pada tahun 1407. Gelombang kedua kedatangan orang Tionghoa ke Tangerang diperkirakan terjadi setelah peristiwa pengusiran orang Tionghoa di Batavia pada tahun 1740, VOC mengirimkan orang-orang Tionghoa ke daerah Tangerang, disekitar Tegal Pasir (Kali Pasir), Belanda mendirikan perkampungan Tionghoa yang dikenal dengan nama Petak Sembilan yang menjadi pusat perdagangan terletak disebelah timur Sungai Cisadane, daerah Pasir Lama sekarang. Para penghuni perkampungan Petak Sembilan secara gotong royong mendirikan sebuah kelenteng pada tahun 1684 yang diberi nama Boen Tek Bio dan berdirilah kelenteng-kelenteng lainnya seperti Boen San Bio pada tahun 1689 yang merupakan tempat beribadat Umat Budha dan Konghucu. Kelenteng tersebut merupakan kelenteng tertua di Wilayah Banten dan terkenal dengan tradisi pecunnya.
BENDUNGAN PINTU AIR SEPULUH
Bendungan ini dibangun tahun 1928 dan mulai dioperasikan tahun 1932 di masa penjajahan Belanda. Bendungan tersebut mampu mengairi kurang lebih 1.500 Ha sawah yang berada di daerah Kota dan Kabupaten Tangerang. Bendungan ini lebih dikenal dengan sebutan "Bendungan Pintu Air Sepuluh " atau "Sangego".
Bendungan ini dibangun tahun 1928 dan mulai dioperasikan tahun 1932 di masa penjajahan Belanda. Bendungan tersebut mampu mengairi kurang lebih 1.500 Ha sawah yang berada di daerah Kota dan Kabupaten Tangerang. Bendungan ini lebih dikenal dengan sebutan "Bendungan Pintu Air Sepuluh " atau "Sangego".
SITU CIPONDOH
Obyek wisata ini terletak 10 km dari pusat kota, berada di Wilayah Kecamatan Cipondoh. Selain sebagai obyek wisata, Situ ini juga berfungsi untuk konservasi air. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan adalah wisata air, memancing ikan, menikmati panorama Situ dengan latar belakang pemandangan alam yang indah.
Obyek wisata ini terletak 10 km dari pusat kota, berada di Wilayah Kecamatan Cipondoh. Selain sebagai obyek wisata, Situ ini juga berfungsi untuk konservasi air. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan adalah wisata air, memancing ikan, menikmati panorama Situ dengan latar belakang pemandangan alam yang indah.
FASILITAS OLAHRAGA
Kota Tangerang memiliki 2 (dua) Lapangan Golf, yakni Padang Golf Cengkareng dan Padang Golf Modernland.
Padang Golf Cengkareng dapat melaksanakan kegiatan olah raga dan sosial untuk para anggota dan tamu mereka termasuk pertandingan / turnamen yang berhubungan dengan golf, promosi, sosial dan kemasyarakatan baik formal maupun non formal. Padang Golf Modernland merupakan satu-satunya lapangan golf di Indonesia yang dapat dipergunakan pada malam hari dan memiliki sport club yang fasilitasnya antara lain : Tenis Dalam dan Luar Ruang, Bulu Tangkis Dalam dan Luar Ruang, Gymnasium, Aerobic Studio, Tenis Meja, Squash, Kolam Renang (Ukuran Olimpiade), Sauna, Steam, Jacuzzi, Loker Pribadi, Toko Olahraga dan Restoran Bistro tepi kolam.
Kota Tangerang memiliki 2 (dua) Lapangan Golf, yakni Padang Golf Cengkareng dan Padang Golf Modernland.
Padang Golf Cengkareng dapat melaksanakan kegiatan olah raga dan sosial untuk para anggota dan tamu mereka termasuk pertandingan / turnamen yang berhubungan dengan golf, promosi, sosial dan kemasyarakatan baik formal maupun non formal. Padang Golf Modernland merupakan satu-satunya lapangan golf di Indonesia yang dapat dipergunakan pada malam hari dan memiliki sport club yang fasilitasnya antara lain : Tenis Dalam dan Luar Ruang, Bulu Tangkis Dalam dan Luar Ruang, Gymnasium, Aerobic Studio, Tenis Meja, Squash, Kolam Renang (Ukuran Olimpiade), Sauna, Steam, Jacuzzi, Loker Pribadi, Toko Olahraga dan Restoran Bistro tepi kolam.
PENGINAPAN DAN RUMAH MAKAN
Sebagai penyanggah Ibukota dan merupakan Kota Industri, Perdagangan serta Pariwisata, Tangerang memiliki sejumlah sarana akomodasi dari hotel berbintang lima seperti Hotel Sheraton Bandara (Bintang 5), Hotel FM 7 (Bintang 4), Hotel Istana Nelayan (Bintang 3), FM-3 transit Hotel (Bintang 3) dan Jakarta Airport Hotel (Bintang 3). Sedangkan Hotel Melati yang tersebar di seluruh pelosok kota, antara lain : Permata Bandara, Permata Mulia, Hotel Elia, Uswah Hotel, Hotel Anugrah, Al Amin Hotel, Merdeka Group, dan Mentari Hotel.
Restoran dengan menu makan nasional dan internasional banyak terdapat di Kota Tangerang, dari Restoran Jepang, Korea, China sampai Rumah Makan Padang (Masakan Nasional) yang mudah anda dapati di sudut-sudut Kota Tangerang dengan suasana penuh keakraban
Sebagai penyanggah Ibukota dan merupakan Kota Industri, Perdagangan serta Pariwisata, Tangerang memiliki sejumlah sarana akomodasi dari hotel berbintang lima seperti Hotel Sheraton Bandara (Bintang 5), Hotel FM 7 (Bintang 4), Hotel Istana Nelayan (Bintang 3), FM-3 transit Hotel (Bintang 3) dan Jakarta Airport Hotel (Bintang 3). Sedangkan Hotel Melati yang tersebar di seluruh pelosok kota, antara lain : Permata Bandara, Permata Mulia, Hotel Elia, Uswah Hotel, Hotel Anugrah, Al Amin Hotel, Merdeka Group, dan Mentari Hotel.
Restoran dengan menu makan nasional dan internasional banyak terdapat di Kota Tangerang, dari Restoran Jepang, Korea, China sampai Rumah Makan Padang (Masakan Nasional) yang mudah anda dapati di sudut-sudut Kota Tangerang dengan suasana penuh keakraban
GEDUNG KESENIAN
Gedung ini merupakan padepokan seni budaya yang akan dijadikan sebagai pusat pertunjukan, wadah para seniman Kota Tangerang yang berkreasi dan berkarya. Gedung ini terletak di Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang dengan luas 3.490 m2 dan luas bangunan 838 m2, menghabiskan biaya Rp. 2.325.376,000,-.
Gedung ini merupakan padepokan seni budaya yang akan dijadikan sebagai pusat pertunjukan, wadah para seniman Kota Tangerang yang berkreasi dan berkarya. Gedung ini terletak di Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang dengan luas 3.490 m2 dan luas bangunan 838 m2, menghabiskan biaya Rp. 2.325.376,000,-.
Salah satu upaya Pemerintah dan masyarakat Kota Tangerang untuk memperkenalkan potensi pariwisata Kota Tangerang yaitu dengan memanfaatkan keberadaan Kali Cisadane yang membelah Kota ini, yaitu "Festival Cisadane".
Festival Cisadane tidak hanya bertujuan untuk mempromosikan aset wisata, namun yang lebih penting adalah sebagai media hiburan dan pesta rakyat, agar masyarakat Kota Tangerang, mampu memberikan tampilan yang menjadikan daya tarik wisatawan maupun masyarakat Kota Tangerang yang dimeriahkan dengan lomba Perahu Naga, Perahu Tradisional (Kole-kole), Bazaar dan Pagelaran Seni Tradisional.
Kang & Nong adalah pemilihan duta wisata daerah Kota Tangerang. Ajang pemilihan Kang dan Nong ini dapat menanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah serta membentuk generasi muda yang berbudi luhur dan kreatif. Untuk pemilihan Kang dan Nong ini menggunakan beberapa tahapan seleksi. Untuk Finalis akan dipilih 20 besar yang terdiri dari 10 Kang dan 10 Nong. Para finalis akan diuji di Grand Final Kang & Nong Kota Tangerang. Dari 20 orang ini akan dipilih satu Kang dan satu Nong. Ada beberapa poin penilaian dalam pemilihan Kang dan Nong ini, yaitu brain (kecerdasan), beautiful (kecantikan), dan behaviour (kepribadian).
Pemilihan Kang dan Nong ini merupakan program rutin Pemkot Tangerang dalam rangka pengembangan budaya tradisional serta mencari sosok generasi muda yang dinilai mampu menjadi duta pariwisata Kota Tangerang. Karena Kota Tangerang merupakan gerbang Propinsi Banten yang juga menjadi salah satu daerah wisata di Indonesia.
Singa Batu model dari Cieh Say ini ada bermacam-macam, tapi yang utama mengikuti dua aliran, yaitu Aliran Utara dan Selatan yang dimaksud adalah sebelah Utara Sungai Yang Zi, bentuknya garang, badannya tetap, mulutnya persegi seperti yang kita lihat di kelompok Istana Kekaisaran di Beijing, sedangkan aliran selatan adalah terdapat di sebelah Selatan Sungai Yang Zi, bentuknya lebih bervariasi, lebih luwes, tapi kurang gagah. Aliran Selatan, pada umumnya berada di kelenteng-kelenteng Indonesia, khususnya di Kota Tangerang, termasuk bentuk singa ini, sama sekali tidak mirip dengan wujud singa sebenarnya, tetapi diambil dari Anjing Say yang pada waktu itu dipelihara Kaisar dan hanya di Istana saja, karena dianggap suci. Yang berkembang di Tangerang bernama Barongsai, terdiri dari beberapa jenis, antara lain : Kilin, Peking Say, Lang Say, Samujie.
Cokek adalah sebuah jenis tarian khas Kota Tangerang, kesenian khas daerah. Kesenian ini merupakan perpaduan antara Cina dan Sunda, yang mempunyai keunikan tersendiri. Kesenian ini awalnya berkembang di daerah Betawi.
Kesenian Cokek berkembang di Kota Tangerang, di daerah Selapanjang Jaya dan Neglasari khususnya ditampilkan di Rumah Kawin Cina yang diiringi oleh musik Gambang Kromong. Kesenian lainnya yang berkembang di Kota Tangerang antara lain : Lenong, Rebana Ketimpring, Tanjidor, Marawis sebagai kesenian yang bernuansa lslami,dan lain-lain.
gambar masjid pintu seribu kok malah yang terpasang adalah gambar "Lawang Sewu" di semarang?
BalasHapus