Obyek wisata budaya di Kabupaten Majalengka yang layak dikunjungi :
Museum Talaga Manggung, Rumah Adat Penjalin, Hutan Lindung Patilasan
Prabu Siliwangi, Makam Buyut Kyai Arsitem, Makam Eyang Natakhusuma,
Makam Buyut Israh, Sumur Sindu, Sumur Dalem, Makam Pangeran Muhammad
| |
Museum Talaga Manggung
Museum Talaga Manggung berada di Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga. Dimana jarak yang harus ditempuh untuk menuju ke museum ini yaitu +26 km dari pusat kota Majalengka.
Akses menuju lokasi tersebut sudah baik, dimana tidak hanya bisa di
tempuh oleh kendaraan pribadi melainkan dapat di tempuh oleh angkutan
umum seperti Maja – Cikijing, Cikijing – Bandung dan sebagainya.
Banyaknya peninggalan sejarah dari Kerajaan Talaga Manggung seperti
kereta kencana, peralatan perang, dan alat kesenian, yang menjadi daya
tarik tersendiri, dan adanya adat memandikan perkakas yang rutin
dilaksananakan setahun sekali.
Pengunjung yang datang kelokasi wisata budaya ini pada umumnya
pelajar. Untuk tiket masuk pada lokasi wisata budaya ini tidak ada
ketentuan biaya yang harus di keluarkan hanya sebatas sumbangan
sukarela. Serta masih kurangnya fasilitas penunjang yang ada di Museum
Talaga Manggung.
Selain Museum Telaga Manggung, di Kabupaten Majalengka terdapat
dua tempat bersejarah lainnya seperti Monumen Perjuangan Kawunghilir
(Ceper, Baki tempat sirih, peti kayu besar, dan senjata) yang berada di
Desa Cigasong dan Tugu Peringatan Riwayat Bangun Rangin yang berada di
Kecamatan Jatitujuh.
| |
Rumah Adat Penjalin
Kabupaten Majalengka memiliki Rumah Adat Penjalin yang berada di
Desa Panjalin Kidul , Kecamatan Sumberjaya yang memiliki jarak
tempuh +27 Km dari pusat Kota Majalengka dengan luas +100 m2.
Rumah Adat Panjalin ini merupakan peninggalan sejarah atau objek
wisata budaya pada masa lampau dari Eyang Sanata, Rumah Adat Panjalin
ini hampir sama dengan rumah Adat Minahasa, Rumah Adat Panjalin pada
masa dulu di beri nama alas panjalin yang artinya “hutan rotan”. Rumah
adat ini hampir punah karena peninggalan benda-benda yang ada sudah
tidak ada karena kurangnya perhatian dari pemerintah setempat dan
kurangnya pengelolaan.
Akses menuju lokasi rumah adat panjalin ini tidak sulit namun
kondisi jalan menuju lokasi tersebut kurang baik dan tidak adanya
angkutan umum yang menuju lokasi wisata budaya tersebut.
Pengunjung yang datang ke Rumah Adat Panjalin masih ada meskipun
tidak terlalu banyak, di hari-hari tertentu seperti malam jumat adanya
pengunjung yang menginap di Rumah Adat Panjalin tersebut. Tidak adanya
fasilitas penunjang yang terdapat di Rumah Adat Panjalin. Untuk dapat
masuk ke rumah adat panjalin iini tidak ada pungutan biaya atau tidak di
kenakan tiket.
| |
Hutan Lindung Patilasan Prabu Siliwangi
Hutan Lindung Patilasan Prabu Siliwangi berada di Kelurahan Pajajar, Kecamatan Rajagaluh dengan luas mencapai +3 Ha yang dibangun pada tahun 2000/2001. Jarak dari pusat Kota Majalengka menuju lokasi objek wisata +21km. Patilasan Prabu Siliwangi pada zaman dahulu merupakan suatu tempat peristirahatan Prabu Siliwangi dan konon katanya menurut masyarakat sekitar merupakan tempat menghilangnya Prabu Siliwangi.
Dalam kawasan wisata ini terdapat dua talaga (Talaga Emas dan
Talaga Pancuran) yang dianggap airnya suci oleh masyarakat sekitar dan
pengunjung, sehingga sebelum melakukan ritual di patilasan tersebut
pengunjung diharuskan mandi bersih di dua talaga tersebut. Selain talaga
dan patilasan Prabu Siliwangi, dikawasan wisata ini juga terdapat pohon
bambu peninggalan soekarno yang dari tahun ke tahun berjumlah 5 buah
(tumbuh 1, mati 1) serta adanya kolam pemandian bagi pengunjung.
Selain keindahan alam, pengunjung dapat menyaksikan kera-kera liar
di sekitar kawasan ini dan berbagai jenis ikan langka yang terdapat di
balong Cikahuripan. Selain itu di kawasan ini terdapat arena outbond
(camping), kolam renang dan situ cipadung yang berbatasan langsung
dengan Desa Indrakila Kecamatan Sindang.
| |
Makam Buyut Kyai Arsitem
Terletak di Desa Sumber Wetan Kecamatan Jatitujuh dengan jarak tempuh +37 Km dari pusat Kota Majalengka yang memiliki luas +450 m2. Objek wisata ini merupakan wisata budaya (ziarah) yang merupakan makam Buyut Kyai Arsitem dipercaya oleh masyarakat akan mendapat berkah setelah berziarah ke makam tersebut.
Makam ini ada hubungannya dengan sumur sindu, setiap pengunjung
yang datang harus mandi di sumur sindu untuk membersihkan atau
mensucikan diri kemudian berziarah ke Makam Buyut Kyai Arsitem.
Akses menuju lokasi tersebut kurang baik seperti jalan yang
rusak dan belum adanya angkutan umum yang menuju lokasi tersebut.
Pengunjung yang datang ke tempat ini tidak hanya dari Kabupaten
Majalengka melainkan dari kabupaten-kabupaten di sekitarnya seperti dari
Kabupaten Indramayu.
| |
Makam Eyang Natakhusuma
Eyang Natakhusuma merupakan tokoh sejarah kebudayaan pada masa kerajaan Talaga Manggung. Makam Eyang Natakhusuma Terletak di Desa Talaga Wetan Kecamatan Talaga dengan jarak tempuh +26 Km dari pusat Kota Majalengka yang memiliki luas +2 Ha.
Akses menuju lokasi Makam Eyang Natkhusuma kurang baik dimana
kondisi jalannya berupa jalan tanah. Fasilitas yang ada di lokasi
tersebut masih kurang memadai seperti lahan parkir dan fasilitas
lainnya.
Pengunjung yang datang untuk berziarah ke lokasi tersebut bukan
hanya dari Kabupaten Majalengka saja melainkan dari luar Kabupaten
Majalengka seperti dari Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu.
| |
Makam Buyut Israh
Terletak di Desa Sukasari Kidul Kecamatan Argapura dengan jarak tempuh +15 Km dari pusat Kota Majalengka yang memiliki luas +2 Ha. Akses menuju lokasi Makam Buyut Israh kurang baik dan belum adanya angkutan umum yang menuju lokasi tersebut, melainkan hanya ada ojek.
Pengunjung yang datang ke Makam Buyut Israh pada hari biasa hanya
beberapa orang saja, namun pada bulan tertentu seperti bulan rayagung
pengunjung yang datang ke lokasi terebut bisa mencapai 500 orang/hari,
dan adanya sebuah hajat yang disuguhkan oleh pengelola makam Buyut Israh
tersebut.
Fasilitas dilokasi tersebut hanya terbatas seperti hanya ada
toilet, dan musola. Pada umumnya pengunjung yang datang hanya untuk
berziarah dan meminta keberkahan.
| |
Sumur Sindu
Terletak di Desa Sumber Wetan Kecamatan Jatitujuh dengan jarak tempuh +37 Km dari pusat Kota Majalengka yang memiliki luas +150 m2.
Objek wisata ini merupakan peninggalan budaya yang merupakan sebuah
sumur keramat yang airnya dipercaya oleh masyarakat sekitar untuk
membersihkan atau mensucikan diri.
Akses menuju lokasi tersebut kurang baik seperti jalan yang rusak
dan belum adanya angkutan umum yang menuju lokasi tersebut. Fasilitas di
objek wisata budaya ini sangat kurang.
Untuk pengunjung yang datang ke lokasi wisata budaya tersebut
relatif banyak, untuk hari malam jumat kliwon mencapai 10-50 orang,
sedangkan untuk hari besar seperti muludan mencapai 100 orang pengunjung
yang datang dan dari pihak pengelola atau kuncen menyuguhkan wayang
kulit sebagai hiburan pengunjung.
Tiket untuk masuk ke lokasi tersebut tidak di target melainkan hanya sebatas infak.
| |
Sumur Dalem
Sumur Dalem terletak di Desa Pilangsari Kecamatan Jatitujuh dengan jarak tempuh +33 Km dari pusat Kota Majalengka yang memiliki luas +100 m2.
Objek wisata ini merupakan objek wisata budaya yang merupakan
sebuah sumur keramat yang airnya dipercaya oleh masyarakat sekitar untuk
memintah berkah.
Akses menuju lokasi tersebut kurang baik seperti jalan yang rusak
dan belum adanya angkutan umum yang menuju lokasi tersebut, selain itu
lokasi yang berada di tengah hutan dan jauh dari pemukiman warga
sekitar.
Namun pengunjung yang datang ke tempat lokasi wisata budaya
tersebut masih ada, setiap pengunjung yang datang ke tempat wisata
tersebut di antar oleh juru kunci (kuncen).
| |
Makam Pangeran Muhammad
Makam Pangeran Muhamad yang menempati area seluas sekitar 4.150 m² terletak di Kampung Cicurug, Desa Cicurug – Kabupaten Majalengka. Di tengah area persawahan di daerah perbukitan yang berjarak sekitar 3 km dari pusat Kota Majalengka. Pangeran Muhammad merupakan utusan Sunan Gunung Djati dalam menyebarkan agama Islam di daerah Majalengka.
Area pemakamannya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu halaman
parkir, halaman yang berisi makam-makam juru kunci, dan makam Pangeran
Muhamad. Makam Pangeran Muhamad terletak di bagian paling belakang atau
paling utara. Di sini Anda akan mendapatkan satu bangunan cungkup
permanen berukuran 5 x 6 m, berlantai keramik putih, dan beratap
genting.
Makamnya ditandai dengan adanya jirat dan dua nisan yang terletak
di bagian utara dan selatan jirat. Jirat tersebut merupakan bangunan
berdenah segi empat berteras tiga. Jirat dibuat dari bahan permanen
dengan permukaan dilapisi keramik. Nisan dibuat dari batu pipih dengan
bentuk dasar segi empat dan pada bagian atas berbentuk undakan yang
diakhiri bentuk rata pada bagian atasnya. Uniknya, makam ditutup dengan
kelambu berwarna putih yang disangga empat tiang besi.
|
Maksimal melayani anda untuk info atau pesan TIKET PESAWAT sampai dengan jam 22.00 Wib dengan BONUS PULSA SETIAP HARI (GUNAKAN SALURAN KHUSUS SMS 24 JAM SETIAP HARI TERMASUK HARI LIBUR) ... dan pelayanan maksimal dengan free dokumentasi foto video di setiap WISATA & OUTBOUND bersama kami >>> SERVING YOU THE BEST
Senin, 06 Februari 2012
Wisata Budaya Kabupaten Majalengka
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar