Kamis, 16 Februari 2012

WISATA SUKU BADUY LEBAK BANTEN

           DESA SUKU BADUY


Orang Kanekes atau orang Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Sebutan “Baduy” merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden)
Ada dua kategori masyarakat di Baduy, Baduy Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah baduy dalam. Sedangkan Baduy Dalam adalah bagian dari keseluruhan suku Baduy. Tidak seperti baduy luar, warga Baduy Dalam masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka. Pada dasarnya, peraturan yang ada di baduy luar dan baduy dalam itu hampir sama, tetapi baduy luar lebih mengenal teknologi dibanding baduy dalam.

 

         MASYARAKAT BADUY


Orang Baduy tinggal di desa kanekes, kecamatan Lewidamar berjarak sekitar 75 Km. di selatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten. Desa Kanekes memiliki 56 kampung Baduy. Orang Baduy Dalam tinggal di Kampung Cikeusik, Cikartawana, dan Cibeo. Sedangkan orang Baduy Luar tinggal di 53 kampung lainnya.
Cara berpakaian masyarakat baduy dibedakan menjadi danua, masyarakat baduy luar memakai pakaian berwarna hitam, bahkan sudah banyak yang menkombinasikan pakaian mereka dengan produk pasar seperti jeans dan T-shirt, sementara masyarakat di baduy dalam masih teguh pada cara berpakai yang alami, yaitu menggunakan hasil tenunan sendiri dari pohon randu berwarna putih, tanpa tambahan bahan sintetis lainnya.

WISATA BADUY

Baduy adalah sebuah desa budaya yang punya seabrek keistimewaan, dari mulai karakteristik hidup masyarakatnya yang bersahaja dan sederhana, kekayaan alam yang beraneka ragam dan terjaga, serta misteri sejarah yang sampai saat ini masih menjadi fenomena di Indonesia bahkan dunia.

 

JEMBATAN BAMBU SUKU BADUY

Untuk dapat berwisata ke Baduy, selain harus mempersiapkan fisik jika ingin menginap di Kampung Baduy, kita juga harus siap untuk menghormati dan mematuhi peraturan adat yang berlaku di kawasan ulayat masyarakat Baduy. Paling tidak mematuhi peraturan yang dibuat Jaro (Kepala Desa) Kanekes.
Jika Anda berkunjung ke baduy, bersiaplah untuk back to nature. Di baduy, Anda akan menemuai segudang larangan adat (pikukuh) masyarakat setempat antara lain larangan membawa tape atau radio, membawa gitar, membawa senapan angin, menangkap atau membunuh binatang, membuang sampah sembarangan, menebang pohon, meninggalkan api di hutan, mengonsumsi minuman memabukkan, dan melanggar norma susila. Dan khusus untuk turis mancanegara,  terdapat larangan untuk masuk ke wilayah Baduy Dalam. Turis mancanegara hanya diizinkan masuk hingga ke wilayah Baduy Luar.
Adat Baduy yang sangat membatasi sentuhan dengan dunia modern, terutama pada listrik, dan peralatan elektronik lainnya juga memaksa pengunjung yang akan menginap harus melengkapi peralatan yang relatif banyak, terutama membawa senter untuk memudahkan saat ke kamar kecil pada malam hari.

LUMBUNG PADI SUKU BADUY

Cuaca malam di Baduy sangat dingin. Rasa dingin itu sangat menusuk tulang karena warga Baduy tidurnya di lantai panggung, bukan di atas ranjang. Angin tidak hanya dirasakan dari embusan di atas, tetapi juga dari bawah rumah panggung. yang masuk dari sela dinding bilik bambu.
Apabila Anda menginap di perkampungan Baduy Luar, Anda bisa menggunakan sabun atau sampo ketika mandi. Tetapi di Baduy Dalam kedua benda itu pantang dipakai. Obat-obatan pribadi harus dibawa, terlebih karena di dalam perkampungan Baduy tidak ada puskesmas atau apotek.
Baduy menawarkan wisata alam dan budaya masyarakat setempat yang dapat memberikan nuansa berbeda dalam perjalanan wisata Anda.  Anda mau coba sensasinya..?? ( di poskan oleh : Rusli Biantoro )

1 komentar:

  1. Biayanya berapa per orang ? kapan ada rombongan lagi ke Baduy mohon dikabari. Trims

    BalasHapus