Istana Kepresidenan Cipanas terletak di antara jalur Jalan Raya Jakarta dan
Bandung melalui puncak. Terletak sekitar 103 kilometer dari Jakarta, atau
sekitar 20 kilometer dari kota Kabupaten Cianjur. Istana Cipanas berada di desa
Cipanas, kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, di kaki Gunung Gede, Jawa Barat,
pada ketinggian 1.100 meter dpl. Bangunan istana berdiri di atas areal lebih
kurang 26 hektar, dengan luas bangunan sekitar 7.760 meter persegi.
Istana Kepresidenan terdiri dari sebuah bangunan induk, enam buah paviliun, sebuah gedung khusus, dan dua buah bangunan yang lain, yaitu penampungan sumber air panas dan sebuah masjid.
Bangunan Induk, yang secara resmi disebut Gedung Induk Istana Kepresidenan Cipanas, berdiri di atas areal seluas 982 meter persegi. Sesuai dengan namanya, gedung ini merupakan gedung yang paling besar jika dibandingkan dengan gedung-gedung lainnya yang ada di kompleks istana ini. Gedung Induk merupakan gedung peristirahatan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya.
Gedung Induk Istana Kepresidenan Cipanas, sesuai dengan fungsinya, terdiri dari ruang tamu, ruang tidur, ruang kerja, ruang rias, ruang makan. Dan serambi belakang. Secara khusus ruang tamunya berupa bangunan panggung yang berlantaikan kayu. Salah satu dinding lorong utama Gedung Induk dipajangi dengan sebuah lukisan karya Soejono D.S., yang dibuatnya pada tahun 1958; lukisan ini dikenal dengan nama Jalana Seribu Pandang. Nama tersebut diabadikan kepada lukisan itu karena keistimewaannya sendiri, yaitu bahwa dari arah mana pun lukisan itu di pandang mata memandang. Lukisan Jalan Seribu Pandang tersebut judul aslinya adalah Jalan Menuju Kaliurang.
Sekalipun dibangun secara bertahap, enam buah paviliun istana akhirnya berdiri di sekitar Gedung Induk, tepatnya di halaman belakang gedung ini. Keenam buah paviliun tersebut diberi nama Paviliun Yudistira, Paviliun Bima, Paviliun Arjuna, Paviliun Nakula, Paviliun Sadewa, dan Paviliun Abimanyu. Di samping itu juga terdapat dua bangunan lainnya yang diberi nama Paviliun Tumaritis I dan Paviliun Tumaritis II, yang lokasinya agak terpisah dari sekitar Gedung Induk dan keenam paviliun itu.
Gedung Bentol terletak di belakang Gedung Induk, gedung ini amat mungil karena bangunannya memang jauh lebih kecil daripada Gedung Induk dan keenam paviliunnya. Namun, gedung ini berdiri lebih tinggi daripada bangunan-bangunan yang lain, termasuk Gedung Induk. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa gedung ini memang berada di lereng gunung. Seperti telah dikemukakan, gedung ini amat unik; namanya Gedung Bentol. Gedung ini merupakan produk dua arsitek anak bangsa, yang bernama R.M. Soedarsono dan F Silaban.
Di bagian belakang Gedung Induk, masih terdapat beberapa bangunan. Namun, yang paling besar peranannya terhadap keberadaan Istana Kepresidenan Cipanas adalah sumber mata air panas yang mengandung mineral itu. Maslahatnya bagi kesegaran dan kebugaran raga memang sangat alami. Oleh karena itu, untuk menampung limpahan air dari sumber alam tersebut didirikan dua buah bangunan pemandian. Bangunan yang satu dikhususkan untuk mandi Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya, sedang bangunan satunya yang lebih besar disediakan untuk rombongan yang menyertai Presiden atau Wakil Presiden. Baik dalam bangunan pemandian yang pertama maupun yang kedua, perabotannya berkaitan dengan keperluan mandi.
Tidak jauh sebelum Gedung Pemandian itu tampak sebuah danau terbuka yang berdiri di atas kolam pemancingan ikan. Selain itu, di sebelah kiri halaman belakang Gedung Induk juga terdapat sebuah bangunan masjid bernama Masjid Baiturrahim serta beberapa rangkaian bangunan kecil lainnya sebagai ruang perkantoran istana ini. Di samping itu, di sisi sebelah kiri Gedung Induk tampak Rumah Kebun, tempat pembibitan dan perancangan taman bunga dan taman hutan istana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar